Selasa, 26 Oktober 2010

Penerapan Isi dan Metode Pendidikan dalam Pembelajaran


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar (learning) dan pembelajaran (intruction). Konsep belajar berakar pada pihak peserta didik dan konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik.
Kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen, yaitu peserta didik, guru (pendidik), tujuan pembelajaran, isi pelajaran, metode mengajar, media dan evaluasi. Tujuan pembelajaran adalah perubahan perilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti : perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku (over behaviour) yang dapat diamati melalui alat indera oleh orang lain baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya.
Tujuan pembelajaran yang diinginkan tentu yang optimal, untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pendidik, salah satu diantaranya yang menurut penulis penting adalah metodologi mengajar.
Metodologi mengajar banyak ragamnya, kita sebagai pendidik tentu harus memiliki metode mengajar yang beraneka ragam, agar dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan hanya satu metode saja, tetapi harus divariasikan, yaitu disesuaikan dengan tipe belajar siswa dan kondisi serta situasi yang ada pada saat itu, sehingga tujuan pengajaran yang telah dirumuskan oleh pendidik dapat terwujud/tercapai. Karena begitu pentingnya metode mengajar dalam pembelajaran maka penulis tergugah untuk menulis dan menguraikannya sehingga makalah ini penulis beri judul "Penerapan Isi dan Metode Pendidikan dalam Pembelajaran".

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang akan dikaji dalam penulisan makalah ini adalah:
  1. Bagaimana penerapan pembelajaran berdasarkan isi pendidikan?
  2. Bagaimana penerapan pembelajaran berdasarkan metode pendidikan?

C. Tujuan dan Manfaat
1.  Tujuan Penyusunan Makalah
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran berdasarkan isi dan metode pendidikan.
      2.  Manfaat Penyusunan Makalah
Penyusunan makalah ini bermanfaat secara:
a.       Teoritis, untuk mengetahui penerapan isi dan metode pendidikan dalam kegiatan pembelajaran.
b.      Praktis, bermanfaat bagi:
1)      Para pendidik, agar dapat digunakan referensi agar mengetahui penerapan isi dan metode pendidikan dalam pembelajaran.
2)      Bagi dosen, sebagai bahan materi kuliah kepada calon pendidik agar mengetahui penerapan isi dan metode pendidikan dalam pembelajaran.
3)      Mahasiswa, agar mengetahui dan memahami tentang penerapan isi dan metode pendidikan dalam pembelajaran..








BAB II

PEMBAHASAN

A.     Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Isi Pendidikan
  1. Pengertian isi pendidikan
Yang dimaksud dengan isi pendidikan adalah materi didik yang mampu mengantarkan anak didik menjadi dewasa yang susila atau manusia utuh yang berbudaya, (Sudharto, dkk, 2009 : 134-135).
Dalam kaitannya dengan nilai-nilai sebagai isi pendidikan dapat disebut sebagai proses transfer (pemindahan) nilai-nilai, dari orang dewasa yang susila atau manusia dewasa yang utuh dan berbudaya kepada anak didik, yaitu manusia muda yang belum dewasa dan susila atau manusia muda yang masih dalam pertumbuhan dan perkembangan menuju manusia yang utuh dan berbudaya.
Transfer nilai dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu transmisi dan transformasi. Transmisi nilai-nilai terjadi ketika nilai-nilai yang diwariskan itu tetap tanpa ada perubahan. Transformasi nilai-nilai terjadi ketika nilai-nilai yang diwariskan masih perlu dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan jaman.

  1. Macam-macam Isi Pendidikan
Pendidikan terpusat pada kebutuhan manusia, maka macam-macam pendidikan juga harus sesuai dengan kebutuhan manusia itu sendiri. Dalam hal ini diajukan dua tokoh pemikir tentang pendidikan dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, yaitu Abraham Maslow dan Drijarkara.
Maslow (dalam Sudharto, dkk,  2009 : 136) menyusun kebutuhan manusia secara hierarkis dari yang paling bawah : (1) kebutuhan fisiologis atau biologis, (2) kebutuhan rasa aman, (3) kebutuhan sosial, (4) kebutuhan penghargaan atau harga diri, (5) kebutuhan pengakuan atau aktualisasi diri
Drijarkara (dalam sudharto, dkk : 136), menyusun nilai-nilai pendidikan dari yang rendah ke yang tinggi yaitu : (1) nilai vital, (2) nilai seni, (3) nilai kebenaran, (4) nilai kesusilaan, (5) nilai religius
Menurut Drijarkara nilai-nilai vital, seni dan kesusialaan merupakan nilai-nilai sarana media adapun nilai-nilai kesusilaan dan religius merupakan nilai kesempurnaan (nilai final) yang fundamental dan merupakan kesempurnaan manusia sebagai pribadi rohani dan jasmani.

  1. Penerapan Pembelajaran bedasarkan Isi Pendidikan
Dikalangan para ahli psikologi terdapat keragaman dalam cara menjelaskan dan mendefinisikan tentang belajar (learning). Namun demikian baik secara explisit maupun implicit pada akhirnya terdapat kesamaan maknanya ialah bahwa dalam definisi maupun konsep belajar selalu menunjukkan kepada suatu proses perubahan prilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengulangan tertentu.
Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Termasuk faktor internal adalah faktor fisiologis dan psikologis (misalnya kecerdasan motivasi berprestasi dan kemampuan kognitif), sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran). mengemukakan tiga faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan kognitif, motivasi berprestasi dan kualitas pembelajaran (www.powerpoint-search.com/metode-pembelajaran-sd-pp).
Dalam pembelajaran hendaknya harus berdasarkan isi pendidikan agar tercapai proses pembelajaran yang dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, pembelajaran akan menyenangkan. Karena isi pendidikan adalah merupakan faktor eksternal yang mempengeruhi proses pembelajaran.




B. Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Metode Pendidikan
  1. Pengertian Metode Pendidikan
Metode dapat diartikan sebagai ”cara”, sehingga yang dimaksud dengan metode pendidikan adalah cara-cara yang digunakan dalam proses pendidikan (kegiatan pendidikan, tindakan mendidik), agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Sudharto, dkk, 2009 : 144).
Metode pendidikan sangat diperlukan dalam proses pembelajaran mengajar agar siswa mudah untuk menerima materi pembelajaran. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka model pembelajaran menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
  1. Macam-macam Metode Pembelajaran
a.      Metode Ceramah (Preaching Method)
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa (abu Ahmadi, dkk : 2001).
 Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
1)      Membuat siswa pasif .
2)      Mengandung unsur paksaan kepada siswa.
3)      Mengandung daya kritis siswa.
4)      Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
5)      Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik.
6)      Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
7)      Bila terlalu lama membosankan.
Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :
1)      Guru mudah menguasai kelas.
2)      Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.
3)      Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
4)       Mudah dilaksanakan.
b.      Metode diskusi ( Discussion method )
Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ).
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk:
1)      Mendorong siswa berpikir kritis.
2)      Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
3)      Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama.
4)      Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
1)      Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan.
2)      Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
3)      Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi.
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
1)      tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
2)      Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
3)      Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
4)      Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
c.       Metode demontrasi ( Demonstration method )
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Abu Ahmadi, dkk : 2001).
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :
1)      Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
2)      Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
3)      Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :
1)      Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda.
2)      Memudahkan berbagai jenis penjelasan .
3)      Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui pengamatan dan contoh konkret, drngan menghadirkan obyek sebenarnya.
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
1)      Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.
2)      Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
3)      Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
d.      Metode percobaan ( Experimental method )
Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.
Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.
Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :
1)      Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
2)      Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
3)      Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :
1)      Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen.
2)      Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
3)      Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
e.      Koperatif (CL, Cooperative Learning).
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusis sebagai makhluq sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksu konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siawa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.
f.        Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif - nyaman dan menyenangkan.
Ada tujuh indokator pembelajarn kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivisme (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya dari berbagai aspek dengan berbagai cara).
  1. Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Metode Pendidikan
Metode pendidikan pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, metode pendidikan merupakan bungkus atau bingkai penerapan (http://biologi-staincrb.web.id/blog/penerapan-ctl-dan-hubungannya-dengan prestasi-belajar-siswa).
Anak kecenderungan  dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan memgetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa).
Dalam proses pembelajaran dapat diterapkan metode pendidikan yang dijelaskan di atas karena dengan adanya metode pendidikan yang bervariasi diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki, sehingga akan meningkatkan prestasi  belajar siswa. Sehingga metode pendidikan sangat perlu digunakan dalam proses pembelajaran.

BAB III
PENUTUP

A.     Simpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan:
1.      Yang dimaksud dengan isi pendidikan adalah materi didik yang mampu mengantarkan anak didik menjadi dewasa yang susila atau manusia utuh yang berbudaya. Isi pendidikan adalah merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi proses pembelajaran.
2.      Metode dapat diartikan sebagai ”cara”, sehingga yang dimaksud dengan metode pendidikan adalah cara-cara yang digunakan dalam proses pendidikan (kegiatan pendidikan, tindakan mendidik), agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam proses pembelajaran dapat diterapkan metode pendidikan yang dijelaskan di atas karena dengan adanya metode pendidikan yang bervariasi diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki, sehingga akan meningkatkan prestasi  belajar siswa.

B.     Saran

Untuk dapat menerapkan isi dan metode pendidikan dalam proses pembelajaran guru harus mengetahui bagaimana penerapan isi dan metode pendidikan dlam pembelajaran.








DAFTAR PUSTAKA


Abu Ahmadi, dkk. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudharto, dkk. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang : FIP IKIP PGRI SEMARANG.
www.powerpoint-search.com/metode-pembelajaran-sd-pp.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar